BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang masalah
Dalam sebuah
karangan ilmiah tidak mungkin baik bila paragraf-paragraf penyusunnya tidak
baik. Sama halnya dengan paragraf, tidak mungkin menjadi paragraf yang baik
bila kalimat-kalimat penyusunnya juga tidak baik. Demikian juga dengan kalimat,
tidak mungkin diperoleh kalimat yang baik bila kata-kata penyusunnya tidak
tepat dan tidak sesuai.
Semua informasi
yang telah diuraikan salam diskusi satu hingga diskusi delapan terdahulu,dalam
diskusi kali ini dapat dijadikan sarana untuk merencanakan sebuah karangan
dalam sebuah perspektif ‘Perspektive’1.
Pada dasarnya
dalam penulisan karangan formal seperti tesis,skripsi,laporan penelitian atau
karangan ilmiah lainya,kitadituntut untuk memenuhi syarat-syarat tertentu.Syarat
karangan formal tersebut paling tidak melalui alur tahap persiapan,mulai dari
pemilihan dan pembatasan topik, perumusan tujuan,sumber bahan
penulisan,kerangka dan pola organisasi karangan tanpa mengabaikan hal-hal yang
terdapat didalam EYD, Perstilahan, bahasa baku,kalimat efektif dan sebagainya.2
Oleh sebab
itu,dalam uraian berikut ini dipaparkan perihal
1. Pemilihan
topik .
2. Judul
karangan.
3. Kerangka
karangan.
4. Tahap
penulisan.
1Perspektif
adalah sudut pandang atau cara pandang terhadap sesuatau (Depdikbud,
1997:760).Pespektife yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah perspektif
terhadap Bahasa Indonesia untuk kepentingan menulis atau mengarang karangan
imiah(populer)
.2
Sudirman AM,Bahasa dalam Perspektif Mengarang,(Metro:Akasa
Solution,2009),cet I hal 125
B.
Rumusan
masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan pengembangan alaenia dan apa saja fungsi dan syarat dari
alenia?
2. Bagaimana
cara pemilihan topik dalam penulisan karangan?
3. Bagaimana
cara menetapkan judul karangan?
4. Bagaimana
cara membuat kerangka karangan?
5. Bagaimana
tahap penulisan dalam karangan?
C.
Tujuan
penulisan
Tujuan penulisan
makalah ini yaitu:
a. Menuntaskan
tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.
b. Untuk
mengetahui tentang Pengembangan
Alenia dalam sebuah karangan ilmiah.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengembangan
alenia
Paragraf
disebut juga alenia. Kata paragraf diserap dalam bahasa Indonesia dari bahasa
Inggris paragraph, sedangkan alinea diserap dari bahasa Belanda dengan ejaan
yang sama. Kata alenia bahasa Belanda itu sendiri berasal dari bahasa latin a
lenia yang berarti ‘mulai dari baris baru’. Adapun bahasa Inggris paragraph berasal
dari bahasa Yunani para yang berarti ‘sebelum’ dan grafein yang berarti
‘menulis; menggores’. Pada mulanya paragraf atau alenia tidak dituliskan
terpisah dengan mulai garis baru seperti yang kita kenal sekarang, tetapi
dituliskan menyatu dalam sebuah teks dengan menggunakan tanda sebagai ciri awal
paragraf (Sakri 1992:1).
Paragraf adalah
seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau topik.
Paragraf juga merupakan perpaduan kalimat-kalimat yang memperlihatkan kesatuan pikiran atau kalimat-kalimat yang berkaitan dalam membentuk gagasan atau topik tersebut. Sebuah Sebuah paragraf mungkin terdiri atas sebuah kalimat, mungkin terdiri atas dua buah kalimat, mungkin juga lebih dari dua buah kalimat. Bahkan sering kita temukan sebuah paragraf terdiri atas lebih dari lima buah kalimat.
Paragraf juga merupakan perpaduan kalimat-kalimat yang memperlihatkan kesatuan pikiran atau kalimat-kalimat yang berkaitan dalam membentuk gagasan atau topik tersebut. Sebuah Sebuah paragraf mungkin terdiri atas sebuah kalimat, mungkin terdiri atas dua buah kalimat, mungkin juga lebih dari dua buah kalimat. Bahkan sering kita temukan sebuah paragraf terdiri atas lebih dari lima buah kalimat.
Persyaratan
alenia,yaitu:
1. Memiliki
kesatuan alenia.
2. Memiliki
kepaduan alenia.
3. Dalam
satu alenia hanya memilikisatu pokok pikkiran.
4. Harus
ada etrkaitan antara kalimat satu dengan yang lain dan harus menggunakan
kalimat yang logis,kata ganti repetisi dan kata sambung.
Fungsi
alenia,yaitu:
1. Penampung
ide pokok.
2. Alat
bagi pengarang untuk mengembangakan jalan pikiran secara sistematis.
3. Pedoman
bagi pembaca mengikuti dan memahami alur pikiran pengarang.
4. Alat
untuk menyampaikan ide pokok pengarang kepada pembaca.
2.1 Pemilihan topik
Pemilihan
topik dilakukan sebagai pokok pembicaraan dalam penulisan karangan3.Topik
itu dapat diperolehdari berbagai sumber,yitu pengalaman,pengamatan,pendapat
atau penalaran dan khayalan4.Dalam pemilihan topik karangan,ada
beberapa hal yang perlu dipertimbangkan,yaitu
·
Menarik:
ØMenarik diri sendiri.
ØMungkin karena sesuai dengan bidang
keahlian, mempunyai pengetahuan yang memadai.
ØFaktor khusus yang menyebabkan kita
tertarik.
·
Mempunyai kemampuan untuk melakukan:
ØPenulis harus yakin bahwa topik yang
dipilih itu dapat dijangkau oleh kemampuannya.
ØLazimnya dilatarbelakangi oleh
bidang keahlian.
ØDidukung oleh refrensi
(laboratorium, narasumber, sumber data) yang dapat dijangkau.
ØUntuk penelitian besar (tesis,
disertasi, hibah) juga harus didukung dengan ketercukupan waktu dan biaya.
·
Aktual:
ØAktual, sedang menjadi topik of the
day.
ØBanyak orang menaruh perhatian pada
masalah itu.
ØDiperlukan sumbang saran dari
berbagai sudut pandang/keilmuan untuk solusi suatu permasalahan.
ØTerutama jika kita ingin menulis di
media masa, tetapi juga berlaku untuk penulisan dan
penelitian
yang lain hanya kadar aktualitasnya berbeda.
3
Sudirman AM,Bahasa dalam Perspektif Mengarang,(Metro:Akasa Solution,2009),cet
I,hal 128
4
Ibid,hal 128
·
Bermanfaat: ada dampak positif,
misalnya bagi:
ØPengembangan keilmuan (lazimnya,
sesuai dengan bidang yang digarap).
ØSolusi dan sumbangsaran bagi suatu
persoalan keilmuan atau kemasyarakatan.
ØLembaga (misal: dunia pendidikan).
ØMasyarakat (umum).
2.2 Judul karangan
Tahap
selanjutnya dari rangkaian kegiatan dalam perencanaan karangan ialah menentukan
atau merumuskan judul yang sesuai. Judul karangan sering dikacaukan dengan
pengertian topik atau pokok pembicaraan.
Topik dan judul berbeda. Topik seperti yang
telah disebutkan diatas ialah pokok pembicaraan atau pokok masalah yang dibahas
dalam karangan, sedangkan judul ialah kepala atau nama sebuah karangan. Topik
harus ditentukan sebelum penulis memulai menulis, sedangkan judul tidak selalu
demikian, dapat ditentukan setelah karangan itu selesai.
Apabila
judul ditentukan sebelum memulai menulis maka penulis atau pengarang hendaknya
selalu bersedia untuk mempertimbangkannya kembali sesudah karangan selesai
ditulis seluruhnya. Hal ini dimaksudkan agar judul sebagai kepala karangan
sesuai betul dengan isi karangan.
Judul dapat saja diambil diambil
dari kata-kata, frase, atau kalimat yang menarik yang terdapat dalam karangan
tersebut. Itulah sebabnya kata-kata yang dipilih untuk judul karangan harus
dipertimbangkan sedemikian rupa agar cocok betul dijadikan sebagai kepala
karangan. Dengan demikian, antara judul, topik, dan isi karangan ada kaitan
yang erat, terutama karangan yang bersifat ilmiah. Sebuah topic yang terbatas
dan memenuhi syarat-syarat untuk judul karangan maka topik tersebut dapat
langsung dijadikan judul karangan.
Persyaratan yang harus dipenuhi
untuk menentukan judul yakni sebagai berikut,
1. Harus
sesuai dengan topik atau isi dan jangkauan paparan sebuah karangan
2. Sebaiknya
dinyatakan dalam sebuah frase yang sesingkat mungkin
3.
Dinyatakan sejelas
mungkin,tidak dinyatakan dalam kata hiasan dan tidak mengandung makna ambigunitas5 6.
2.3 kerangka karangan
Kerangka karangan adalah rencana teratur tentang pembagian
dan penyusunan gagasan. Kerangka karangan merupakan langkah terakhir dari tahap
pra penulisan,penulisan dan pengumpulan bahan7.Kerangka karangan
yang belum final di sebut outline sedangkan kerangka karangan yang sudah
tersusun rapi dan lengkap disebut outline final.Kerangka karangan merupakan
suatu rencana kerja yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan atau
tulisan yang akan ditulis atau dibahas,susunan sistematis dari pikiran-pikiran
utama dan pikiran-pikiran penjelas yang akan menjadi pokok tulisan.
Kerangka karangan merupakan suatu rencana kerja yang memuat
garis-garis besar dari suatu karangan atau tulisan yang akan ditulis atau
dibahas, susunan sistematis dari pikiran-pikiran utama dan pikiran-pikiran
penjelas yang akan menjadi pokok tulisan, atau dapat juga didefinisikan sebagai
satu metode dalam pembuatan karangan yang mana topiknya dipecah kedalam sub-sub
topik dan mungkin dipecah lagi kedalam sub-sub topik yang lebih terperinci.
5Ambigunitas
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sifat atau hal yang bermakna dua
kemungkinan yang mempunyai dua pengertian juga bisa diartikan adanya makna atau
penafsiran yang lebih dari satu atas suatu karya sastra.
6Sudirman
AM,Bahasa dalam Perspektif Mengarang,(Metro:Akasa
Solution,2009),cet I,hal 131
7
Ibid,hal 135
2.3.1
Manfaat kerangka karangan
1.
Untuk menjamin penulisan bersifat
konseptual, menyeluruh, dan terarah.
2.
Untuk menyusun karangan secara teratur.
Kerangka karangan membantu penulis untuk melihat gagasan-gagasan dalam sekilas
pandang, sehingga dapat dipastikan apakah susunan dan hubungan timbal-balik
antara gagasan-gagasan itu sudah tepat, apakah gagasan-gagasan itu sudah
disajikan dengan baik, harmonis dalam perimbangannya.
3.
Memudahkan penulis menciptakan klimaks yang
berbeda-beda. Setiap tulisan dikembangkan menuju ke satu klimaks tertentu.
4.
Menghindari
penggarapan topik dua kali atau lebih. Ada kemungkinan suatu bagian perlu
dibicarakan dua kali atau lebih, sesuai kebutuhan tiap bagian dari karangan
itu. Namun penggarapan suatu topik sampai dua kali atau lebih tidak perlu,
karena hal itu hanya akan membawa efek yang tidak menguntungkan; misalnya, bila
penulis tidak sadar betul maka pendapatnya mengenai topik yang sama pada bagian
terdahulu berbeda dengan yang diutarakan pada bagian kemudian, atau bahkan
bertentangan satu sama lain. Hal yang demikian ini tidak dapat diterima. Di
pihak lain menggarap suatu topik lebih dari satu kali hanya membuang waktu,
tenaga, dan materi.
5.
Memudahkan
penulis mencari materi pembantu. Dengan mempergunakan rincian-rincian dalam
kerangka karangan penulis akan dengan mudah mencari data-data atau fakta-fakta
untuk memperjelas atau membuktikan pendapatnya. Atau data dan fakta yang telah
dikumpulkan itu akan dipergunakan dibagian mana dalam karangannya itu.Bila
seorang pembaca kelak menghadapi karangan yang telah siap, ia dapat menyusutkan
kembali kepada kerangka karangan yang hakekatnya sama dengan apa yang telah
dibuat penggarapnya.
2.3.2 Kerangka karya ilmiah
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
1.2
Permasalahan
1.3
Tujuan
1.4
Metode Pengumpulan Data
1.5
Sistematika
BAB
II
PEMBAHASAN
BAB
III PENUTUP
3.1
Simpulan
3.2
Saran
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
- Pada
bagian ini diungkapkan hal-hal yang melatarbelakangi pembuatan makalah atau
Makalah.
-
Bagian ini mengungkapkan landasan pemikiran pemilihan judul atau permasalahan
yang akan ditulis.
Contoh :
1.1
Latar Belakang
Pemilihan Umum merupakan kebutuhan bagi seluruh warga.
Apalagi bagi bangsa Indonesia yang menganut asas demokrasi dalam pemerintahan.
Pada usia tertentu, 17 tahun ke atas, warga negara mempunyai
hak dan kewajiban ikut serta dalam pemilihan umum. Sampai sejauh mana
pemilihan umum di Indonesia dilaksanakan, hal itulah yang akan diungkapkan
dalam Makalah ini.
Tujuan
Bagian ini mengungkapkan tujuan yang ingin dicapai melalui
Makalah tersebut.
Contoh :
1.2
Tujuan
Sebagai warga negara dari sebuah negara yang demokratis, kita sepatutnya
memiliki pemahaman tentang pemilihan umum. Makalah ini disusun dengan tujuan
untuk memperoleh gambaran yang memadai tentang sistem pemilihan umum di
Indonesia. Di samping itu, Makalah ini disusun untuk melengkapi syarat
mengikuti ujian akhir yang diwajibkan bagi siswa kelas
III SMP.
Pembatasan Masalah
-
Bagian ini mengungkapkan cakupan masalah yang akan dibahas. Masalah yang
terlalu luas harus dibatasi supaya pembahasan lebih terfokus.
-
Pembatasan juga dapat berisi penjelasan tentang peristilahan yang digunakan
dalam Makalah.
Contoh :
1.3
Pembatasan Masalah
Masalah pemilihan umum sangatlah luas dan kompleks. Agar
pembahasan lebih terarah, karya tulis ini hanya membahas
aspek sistemnya. Supaya tidak timbul kesalahpahaman, perlu kiranya dijelaskan
pengertian berbagai istilah yang digunakan dalam Makalah ini.
Metode Pengumpulan Data
-
Bagian ini menjelaskan berbagai teknik yang digunakan dalam pengumpulan data
untuk penyusunan Makalah tersebut.
-
Pengumpulan data dapat dilakukan melalui pengamatan, angket, wawancara, dan
membaca buku.
Contoh :
1.4
Metode Pengumpulan Data
Data yang dikemukakan dalam Makalah ini diperoleh melalui
berbagai berbagai cara. Pertama, dengan membaca buku-buku sumber yang ada
hubungannya dengan pemilihan umum. Kecuali buku, ada juga majalah, koran , dan
berbagai brosur terbitan Lembaga Pemilihan Indonesia (LPI). Di samping itu,
data juga diperoleh melalui wawancara dengan narasumber berkompeten.
Sistematika Penulisan
Pada bagian ini penulis dapat menjelaskan urutan bab demi
bab.
Contoh :
1.5
Sistematika Penulisan
Makalah disusun dengan urutan sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan, menjelaskan latar belakang, tujuan,
pembatasan masalah, metode pengumpulan data, dan sistematika penulisan.
PENULISAN ANGKA HALAMAN MAKALAH
Penulisan halaman isi, yang mencakup Bab I sampai Daftar
Pustaka menggunakan angka Arab, yaitu 1,2,3,4,5 dan seterusnya. Letak angka
halaman ini semuanya di kanan atas, kecuali pada halaman bab.
DAFTAR PUSTAKA
Daftar pustaka :
Daftar yang berisi buku, makalah,
artikel, dan bahan bacaan lainnya yang dikutip atau digunakan sebagai sumber informasi
dalam penulisan makalah.
Hal-hal yang diinformasikan dari
sebuah buku dalam penulisan daftar pustaka, meliputi: (a) nama pengarang, (b)
tahun penerbitan, (c) judul dan subjudul (jika ada), (d) tempat penerbitan, (e)
nama penerbit.
Cara Menulis Daftar Pustaka
a. Jika nama pengarang terdiri atas dua
kata, kata kedua harus didahulukan. Misalnya, Amin Santoso ditulis Santoso,
Amin. Di belakang nama diberi tanda titik (.). Nama gelar tidak perlu
dicantumkan.
b. Tahun terbit buku diakhiri tanda
titik (.)
c. Judul buku dan subjudul (kalau ada)
ditulis miring atau diberi garis bawah per kata dan diakhiri tanda titik (.)
d. Kota penerbit diakhiri tanda titik
(.)
e. Nama penerbit buku diakhiri tanda
titik (.)
Contoh
:
Aminuddin.
1987. Pengantar Apresiasi Sastra. Bandung: Sinar Baru.
Badudu,
J.S.1981. Membina Bahasa Indonesia Baru. Seri 1, 2, 3. Bandung : Pustaka
Prima.
Moeliono, Anton M., dkk. 1988. Tata
Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta : Depdikbud.
Wijaya,
Marlina dan Euis Honiatri. 1997. Intisari Tata Bahasa Indonesia untuk SLTP.
Bandung : Pustaka Setia.
2.4 Tahap penulisan
Tahap Penulisan
Tahap Penulisan merupakan perwujudan tahap persiapan
ditambah dengan pembahasan yang dilakukan selama dan setelah penulisan selesai.
Sistematika
Penulisan Karya Ilmiah
I. Bagian Pembuka
- Cover
- Halaman judul.
- Halaman pengesahan.
- Abstraksi
- Kata pengantar.
- Daftar isi.
- Ringkasan isi.
II. Bagian Isi
II.1 Pendahuluan
- Latar belakang masalah.
- Perumusan masalah.
- Pembahasan/pembatasan masalah.
- Tujuan penelitian.
- Manfaat penelitian.
II.2 Kajian teori atau tinjauan kepustakaan
- Pembahasan teori
- Kerangka pemikiran dan
argumentasi keilmuan
- Pengajuan hipotesis
II.3 Metodologi penelitian
- Waktu dan tempat penelitian.
- Metode dan rancangan penelitian
- Populasi dan sampel.
- Instrumen penelitian.
- Pengumpulan data dan analisis
data.
II.4 Hasil Penelitian
- Jabaran varibel penelitian.
- Hasil penelitian.
- Pengajuan hipotesis.
- Diskusi penelitian,
mengungkapkan pandangan teoritis tentang hasil yang didapatnya.
III. Bagian penunjang
- Daftar pustaka.
- Lampiran- lampiran antara lain
instrumen penelitian.
- Daftar Tabel
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Paragraf
adalah bagian-bagian karangan yang terdiri atas kalimat-kalimat yang
berhubungan secara utuh dan padu serta merupakan satu kesatuan pikiran.
Paragraf juga dapat dikatakan sebagai sebuah karangan yang paling pendek
(singkat). Dengan adanya paragraf, kita dapat membedakan dimana suatu gagasan
mulai dan berakhir.
2. Pemilihan topik harus dilakukan,karna topik
merupakan pokok pembicaraan dalm penulisan karangan.
3.
Untuk
memperoleh judul yang baik dan tepat, maka proses-prose penetapan judul yang benar harus
diterapkan. untuk mendapatkan judul yang baik dan tepat maka kita harus mampu
jeli untuk menentukan tema pokok dari bahan yang akan diteliti.
4.
Adanya
kerangka karangan dimaksudkan agar penulisan ilmiah tersebut terarah dan sesuai
dengan yang diharapkan karena kerangka karangan merupakan suatu rencana kerja
yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan atau tulisan yang akan
ditulis atau dibahas,susunan sistematis dari pikiran-pikiran utama dan
pikiran-pikiran penjelas yang akan menjadi pokok tulisan.
5.
Tahap Penulisan
merupakan perwujudan tahap persiapan ditambah dengan pembahasan yang dilakukan selama dan
setelah penulisan selesai.
0 komentar:
Posting Komentar