KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang masih
memberikan kesehatan dan kesempatan-Nya kepada kita semua, terutama kepada
penulis. Sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Berikut ini, penulis mempersembahkan sebuah
makalah (karya tulis) yang berjudul “Al Qur’an Sebagai Sumber Ajaran Agama
Islam” Penulis mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca semua,
terutama bagi penulis sendiri.
Kepada pembaca yang budiman, jika
terdapat kekurangan atau kekeliruan dalam makalah ini, penulis mohon maaf,
karena penulis sendiri dalam tahap belajar.
Dengan demikian, tak lupa penulis
ucapkan terimakasih kepada para pembaca. Semoga Allah memberkahi makalah ini sehinga
benar-benar bermanfaat.
Metro, Oktober 2014
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................. 1
DAFTAR ISI................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang.................................................................................... 3
B.
Rumusan Masalah................................................................................ 4
C.
Tujuan
Penulisan.................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN
A.
Al Qur’an............................................................................................. 5
B.
Peranan dan
Fungsi Al Qur’an............................................................ 8
C.
Pendekatan
Memahami Al Qur’an...................................................... 11
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan.......................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 17
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Berbicara
tentang Al Qur’an, takkan pernah ada habisnya. Al Qur’an mengandung berbagai
kisah dari sejarah zaman lampau hingga masa yang akan datang, termuat juga
hukum-hukum islam, rahasia alam semesta, serta masih banyak lagi.
Al-Qur’an
menjadi salah satu mukjizat besar Nabi Muhammad SAW, sebab turunnya Al Qur’an
melalui perantara beliau, Al Qur’an mempunyai peranan yang sangat penting untuk
keberlangsungan umat manusia di Dunia. Betapa tidak, semua persoalan manusia di
dunia sebagian besar dapat ditemukan jawabannya pada Al Qur’an. Oleh karenannya
kemudian Al Qur’an di yakini sebagai firman Allah yang menjadi sumber hukum
Islam pertama sebelum Hadist serta menjadi sumber ajaran bagi Agama Islam.
Kewajiban
manusia untuk mengimani, membaca, menelaah, menghayati, dan mengamalkan ajaran
Al Quran secara keseluruhan, serta mendakwahkannya (Q.S. Al-'Ashr:1-3). Jika
kita memang benar-benar beriman kepada Allah SWT atau mengaku Muslim.
Membacanya saja sudah berpahala, bahkan kata Nabi Saw satu huruf mengandung 10
pahala, apalagi jika mengamalkannya.
Dikalangan ulama terdapat kesepakatan bahwa sumber
ajaran yang utama adalah Al Qur’an dan As Sunnah. Sedangkan penalaran atau akal
pikiran sebagai alat untuk memahami Al Qur’an dan As Sunnah. Ketentuan ini
sesuai dengan Agama Islam itu sendiri sebagai wahyu dari allah SWT yang
penjabarannya dilakukan oleh nabi Muhammad SAW.
Di dalam Al Qur’an (QS an nisa :156) kita dianjurkan agar menaati Allah
dan rosulNya, serta ulil amri(pemimpin). Ketaatan kepada Allah dan
rosulNya ini mengandung konsekuensi ketaatan kepada ketentuanNya yang terdapat
di dalam Al Qur’an, dan ketentuan nabi Muhammad SAW yang terdapat di dalam
HaditsNya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa makna Al Qur’an?
2. Apa makna Agama Islam?
3. bagaimana peranan dan fungsi Al Qur’an dalam
kehidupan?
4. Bagaimana pemahaman dalam pendekatan Al Qur’an?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui makna Al Qur’an
2. Mengetahui makna Agama Islam
3. Mengetahui peranan dan fungsi Al Qur’an
4. Mengetahui pemahaman dalam pendekatan Al Qur’an
BAB II
PEMBAHASAN
Hadits Rasulullah SAW, yaitu:
”Kutinggalkan kepadamu dua perkara,
dan kamu sekalian tidak akan sesat selama berpegang teguh kepada keduanya,
yaitu Kitabullah (Al-Qur’an dan Sunnah Rasul-Nya)”.
A.
Al Qur’an
Al Qur’an
adalah sumber ajaran Islam yang utama. Al-Qur’an adalah wahyu Allah yang
diturunkan kepada Rasul-Nya, Nabi Muhammad SAW. Al-Qur’an dijaga dan dipelihara
oleh Allah SWT, sesuai dengan firmannya sebagai berikut:
”Sesungguhnya Kami-lah yang
menurunkan Al Qur’an dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” (QS
15:9)
”Maka apakah mereka tidak
memperhatikan Al-Qur’an. Kalau sekiranya Al-Qur’an itu bukan dari sisi Allah,
tentulah mereka mendapatkan pertentangan yang banyak di dalamnya.” (QS 4:82)
Al Qur’an
menyajikan tingkat tertinggi dari segi kehidupan manusia. Sangat mengagumkan
bukan saja bagi orang mukmin, melainkan juga bagi orang-orang kafir. Al Qur’an
pertama kali diturunkan pada tanggal 17 Ramadhan (Nuzulul Qur’an). Wahyu yang
perta kali turun tersebut adalah Surat Alaq, ayat 1-5. Al-Qur’an memiliki
beberapa nama lain, antara lain adalah Al-Qur’an:
Al Qur’an (QS. Al-Isra: 9), Al-Kitab
(QS. Al-Baqoroh: 1-2), Al-Furqon (QS. Al-Furqon: 1), At-Tanzil (QS As-Syu’ara:
192), Adz-Dzikir (Surat Al-Hijr: 1-9) dan lain-lain.[1]
Kandungan Al-Qur’an, antara lain
adalah:
- Pokok-pokok keimanan (tauhid) kepada Allah,
keimanan kepada malaikat, rasul-rasul, kitab-kitab, hari akhir, qodlo qodar,
dan sebagainya.
- Prinsip-prinsip syari’ah sebagai dasar pijakan
manusia dalam hidup agar tidak salah jalan dan tetap dalam koridor yang
benar bagaimanamenjalin hubungan kepada Allah (hablun minallah, ibadah)
dan kepada manusia (hablun minannas, mu’amalah).
- Janji atau kabar gembira kepada yang berbuat baik
(basyir) dan ancaman siksa bagi yang berbuat dosa (nadzir).
- Kisah-kisah sejarah, seperti kisah para nabi,
para kaum masyarakat terdahulu, baik yang berbuat benar maupun yang
durhaka kepada Tuhan.
- Dasar-dasar dan isyarat-isyarat ilmu pengetahuan
antara lain : astronomi, fisika, kimia, ilmu hukum, ilmu bumi, ekonomi,
pertanian, kesehatan, teknologi, sastra, budaya, sosiologi, psikologi, dan
sebagainya.
Keutamaan Al Qur’an ditegaskan dalam
Sabda Rasullullah, antara lain:
- Sebaik-baik orang di antara kamu, ialah orang
yang mempelajari Al Qur’an dan mengajarkannya
- Umatku yang paling mulia adalah Huffaz
(penghafal) Al Qur’an (HR. Turmudzi)
- Orang-orang yang mahir dengan Al Qur’an adalah
beserta malaikat-malaikat yang suci dan mulia, sedangkan orang membaca Al Qur’an
dan kurang fasih lidahnya berat dan sulit membetulkannya maka baginya dapat
dua pahala (HR. Muslim).
- Sesungguhnya Al Qur’an ini adalah hidangan Allah,
maka pelajarilah hidangan Allah tersebut dengan kemampuanmu (HR.
Bukhari-Muslim).
- Bacalah Al Qur’an sebab di hari Kiamat nanti akan
datang Al Qur’an sebagai penolong bagai pembacanya (HR. Turmuzi).
Adapun pengertian al qur’an dari
segi istilah dapat dikemukakan berbagai pendapat berikut ini:
Mana’
alqaththan, secara ringkas mengutip pendapat para ulama pada umumnya yang menyatakan
bahwa al quran adalah firman allah yang diturunkan kepada nabi Muhammad S.A.W
dan dinilai ibadah bagi pembacanya.[2]
Kemudian Al-Zarqoniberpendapat bahwa al qur’an adalah lafat yang
diturunkan kepada nabi Muhammad S.A.W mulai dari surat al-fatikhah sampai
an-nas.[3]
KemudianAl-Wahhab Al-Khallafberpendapat menurutnya, al qur’an adalah
firman allah S.W.T yang diturunkan kepada hati rosulullah S.A.W.[4]
Dari beberapa kutipan tersebut dapat
diketahui bahwa al qur’an adalah kitab suci yang isinya mengandung firman allah, turunnya bertahap, melalui malaikat
jibril, susunannya dimulai dari surat al-fatikhah dan diakhiri dengan surat
an-nas serta bagi yang membacanya bernilai ibadah, fungsinya antara lain
menjadi hujjah yang kuat atas kerosulan nabi Muhammad SAW.
Berkenaan dengan definisi tersebut
maka berkembanglah studi tentang Al Qur’an baik dari segi kandungan ajarannya,
maupun metode penafsirannya. Oleh sebab
itu di kalangan ulama berpendapat bahwa Al Qur’an lah sumber utama ajaran Agama
Islam.
B.
Peranan dan Fungsi Al Qur’an
Berikut ini beberapa fungsi al qur’an
dan peranannya dari segi kandungan ajarannya
1.
Al-Qur’an sebagai Kalamullah
Kalam
(perkataan) Allah SWT yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat
Jibril dengan lafal dan maknanya. Al-Qur’an sebagai kitab Allah menempati
posisi sebagai sumber pertama dan utama dari seluruh ajaran Islam dan berfungsi
sebagai petunjuk atau pedoman bagi umat manusia dalam mencapai kebahagiaan
hidup di dunia dan akhirat.
Sebagai Kalamullah, Al-Qur’an dalam
bentuk aslinya berada dalam induk Al-Kitab (Lauh Mahfuzh) dalam lindungan
Tuhan. Lalu diturunkan kepada Nabi dalam bahasa kaumnya (bahasa Arab).
Wahyu Allah SWT yang diturunkan kepada nabi-nabi-Nya
adalah suatu ilmu yang dikhususkan untuk mereka. Kumpulan wahyu yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW disebut al Qur’an, yang merupakan pembawa
rahmat bagi alam semesta dan petunjuk bagi manusia dalam hidup dan
kehidupannya.
Wahyu turun dalam berbagai cara seperti ; Malaikat Jibril langsung atau menyerupai manusia, berupa suara atau gemuruh, atau lonceng.
Wahyu turun dalam berbagai cara seperti ; Malaikat Jibril langsung atau menyerupai manusia, berupa suara atau gemuruh, atau lonceng.
2. Al-Qur’an sebagai
Sumber Hukum Islam
Sumber hukum ajaran Islam ada tiga. Yakni; Al Quran,
As-Sunnah, dan Ijtihad. Al-Qur’an adalah firman Allah, dan hadist
merupakan sabda Rasulullah Muhammad SAW.Sedangkan ijtihad didapatkan dari hasil
pemikiran para ulama mujtahid (yang berijtihad), dengan tetap mengacu
kepada Al Quran dan As-Sunnah.
Isi Al Quran meliputi segala hal, mulai soal keimanan atau akidah hingga
fenomena alam. Al Quran mengajari manusia bersikap ilmiah atau berdasarkan ilmu
(Q.S. Al-Isro’:36), mendorong manusia melakukan penelitian untuk menyibak tabir
alam (Q.S.Yunus:101), menaklukkan angkasa luar (Q.S. Ar-Rahman:33), mengabarkan
prediksi ilmiah tentang rahim ibu (Q.S. Az-Zumar:6), gaya berat atau gravitasi
(Q.S. Ar-Rahman:7), pemuaian alam semesta (Q.S. Adz-Dzariyat:47, Q.S Al-Anbiya:
104,Q.S Yasin:38), tentang ruang hampa di angkasa luar (Q.S. Al-An’am:125),
tentang geologi, gerak rotasi, dan revolusi planet bumi (Q.S. An-Naml:88)
dan masih sangat banyak lagi.
3. Al-Qur’an sebagai Mukjizat
Dalam Bahasa
Arabmukjizat berasal dari kata ‘ajz yang
berarti lemah, kebalikan dari qudrah(kuasa) sedangkan i’jaz berarti
membuktikan kelemahan. Mu’jizadalah sesuatu yang melemahkan atau
membuat yang lain menjadi lemah, tidak berdaya. Setiap mukzijat biasanya turun
untuk memberikan tantangan bagi situasi zaman itu. Ketika pada zaman Nabi Musa
para tukang sihir sangat berkuasa dan mereka mencapai puncak kemampuannya dalam
ilmu sihir, Nabi Musa datang dengan membawa mukjizat yang mampu melumpuhkan
tipu daya para tukang sihir tersebut. Rasulullah SAW. pun hadir pada suatu
zaman ketika sastra Arab mencapai puncak ketinggiannya. Beliau datang dengan
Al-Quran yang memiliki gaya bahasa tingkat tinggi yang mampu melumpuhkan
seluruh penyair yang ada pada zaman itu.
Selain keindahan gaya bahasanya, ada petunjuk-petujuk
sangat jelas lainnya yang memperlihatkan bahwa Al-Quran datang dari Allah Swt.
dengan segala kemukjizatannya. Ayat-ayat yang berhubungan dengan ilmu
pengetahuan misalnya, dapat meyakinkan setiap orang yang mau berpikir bahwa
Al-Quran adalah firman-firman Allah Swt., tidak mungkin ciptaan manusia apalagi
ciptaan Nabi Muhammad saw. yang ummi (QS 7:158) yang hidup
pada awal abad keenam Masehi (571-632 M). Di antara ayat-ayat tersebut
umpamanya: QS 39:6; QS 6:125; QS 23:12,13,14; QS 51:49; QS 41:11-41; QS
21:30-33; QS 51:7,49, dan lain-lain.
Ada pula ayat-ayat yang berhubungan dengan sejarah
seperti tentang kekuasaan di Mesir, Negeri Saba’. Tsamud, ’Aad, Nabi Adam, Nabi
Yusuf, Nabi Dawud, Nabi Sulaiman, Nabi Musa, dan sebagainya. Ayat-ayat ini
dapat memberikan keyakinan kepada kita bahwa Al-Quran adalah wahyu Allah bukan
ciptaan manusia. Ayat-ayat yang berhubungan dengan ramalan-ramalan khusus yang
kemudian dibuktikan oleh sejarah seperti tentang bangsa Romawi,
berpecah-belahnya Kristen, dan lain-lain juga menjadi bukti lagi kepada kita
bahwa Al-Quran adalah wahyu dari Allah Swt. yang disampaikan melalui lisan
utusan-Nya.
4.
Al Quran sebagai Pedoman Hidup
Sebagai pedoman hidup, Al Qur’an banyak mengemukakan pokok-pokok
serta prinsip-prinsip umum pengaturan hidup dalam hubungan antara manusia
dengan Allah dan mahluk lainnya. Di dalamnya terdapat peraturan-peraturan
seperti:beribadah langsung kepada Allah
Swt, berkeluarga, bermasyarakat, berdagang,utang-piutang, kewarisan, pendidikan
dan pengajaran, pidana, dan aspek-aspek kehidupan lainnya yang oleh Allah
Swt. Dijamin dapat berlaku dan dapat sesuai pada setiap tempat dan setiap
waktu.
Setiap Muslim diperintahkan untuk melakukan seluruh
tata nilai tersebut dalam kehidupannya. Sikap memilih sebagian dan menolak
sebagian tata nilai itu dipandang Al Quran sebagai bentuk pelanggaran dan dosa.
Melaksanakannya dinilai ibadah, memperjuangkannya dinilai sebagai perjuangan
suci, mati karenanya dinilai sebagai mati syahid, hijrah karena
memperjuangkannya dinilai sebagai pengabdian yang tinggi, dan tidak mau
melaksanakannya dinilai sebagai zalim, fasiq, dan kafir.
5.
Al-Quran sebagai Korektor
Sebagai korektor, Al-Quran banyak mengungkapkan
persoalan-persoalan yang dibahas oleh kitab-kitab suci sebelumnya, semacam
Taurat dan Injil yang dinilai tidak lagi sesuai dengan ajaran yang telah
diturunkan oleh Allah Swt. Ketidaksesuaian tersebut menyangkut sejarah
orang-orang tertentu, hukum-hukum, prinsip-prinsip ketuhanan, dan sebagainya.
Ada beberapa contoh koreksian yang diungkapkan oleh
Al-Quran terhadap kitab-kitab terdahulu tersebut, antara lain:
a) Tentang ajaran Trinitas (QS 5:73)
b) Tentang Nabi Isa (QS 3:49,59; QS 5:72,76)
c) Tentang peristiwa penyaliban Nabi Isa (4:157-158)
d) Tentang Nabi Luth (QS 29:28-30; QS 7:80-84)
e) Tentang Nabi Harun (QS 20:90-94)
f) Tentang Nabi Sulaiman (QS 2:102; QS 27:15-44) dan
sebagainya.
C. Pendekatan
Memahami Al Qur’an
Dalam upaya menggali dan memahami maksud dari
ayat-ayat Al Qur’an, terdapat dua term atau istilah, yakni Tafsir dan Takwil.
Imam al-Alusi berpendapat, bahwa menurutnya tafsir adalah pejelasan makna Al
Qur’an yang zahir (nyata), sedangkan takwil adalah penjelasan
para ulama dari ayat yang maknanya tersirat, serta rahasia-rahasia
ketuhanan yang terkandung dalam ayat Al Qur’an. Dapat juga dipahami bahwa
Takwil mempunyai beberapa arti yang mendalam, yaitu berupa
pengertian-pengertian tersirat yang di istinbathkan (diproses) dari
ayat-ayat Al Qur’an, yang memerlukan perenungan dan pemikiran serta merupakan
sarana membuka tabir. Apabila mendapati ayat yang mempunyai kemungkinan
beberapa pengertian, para mufassir menentukan pengertian yang lebih kuat, lebih
jelas dan gamblang. Namun, hal tersebut sifatnya tidak pasti, sebab kalau makna
atau arti tersebut dipastikan berarti mufasir tersebut telah menguasai Al
Qur’an, sedangkan hal tesebut tidak dibenarkan sebagaimana dijelaskan
dalam Al Qur;an (Q.S Ali Imran : 7).
Secara garis besar istilah antara tafsir dengan takwil
tidak terdapat perbedaan yang mendasar, kedua-duannya mempunyai semangat untuk
menggali, mengkaji dan memahami maksud dari ayat-ayat Al Qur’an guna dijadikan
sebagai pedoman dan rujukan umat Islam tatkala mengalami berbagai macam
persoalan dalam kehidupan di dunia.
Sebagai upaya untuk menjelaskan maksud dari ayat Al
Qur’an, obyek yang dijadikan kajian dalam menafsirkan Al Qur’an adalah kalam Allah,
maka dalam konteks ini tidak perlu diragukan dan diperdebatkan kembali mengenai
kemuliaannya. Kandungannya meliputi aqidah-aqidah yang benar, hukum-hukum
syara’ dan lain-lain. Tujuan akhirnya adalah dapat diperolehnya tali yang amat
kuat dan tidak akan putus serta akan memperoleh kebahagiaan baik di dunia
ataupun di akhirat. Dan oleh karenanya, ilmu tafsir merupakan pokok dari segala
ilmu agama, sebab ia diambil dari Al Qur’an, maka ia menjadi ilmu yang sangat
dibutuhkan oleh manusia.
Metodologi tafsir adalah ilmu tentang metode
menafisirkan Al Qur’an dan pembahasan ilmiah tentang metode-metode penafsiran
Al Qur’an, pembahasan yang berkaitan dengan cara penerapan metode terhadap
ayat-ayat Al Qur’an disebut Metodik, sedangkan cara menyajikan atau
memformulasikan tafsir tersebut dinamakan teknik atau seni penafsiran. Metode
penafsiran Al Qur’an, secara garis besar dibagi dalam empat macam metode, namun
hal tersebut tergantung pada sudut pandang tertentu :
1) Metode Penafsiran ditinjau dari sumber
penafsirannya.
2) Metode penafsiran ditinjau dari cara penjelasannya.
3) Motede penafsiran ditinjau dari keleluasan penjelasan.
4) Metode penafsiran ditinjau dari aspek sasaran dan
sistematika ayat-ayat yang ditafsirkan.
Ayat-ayat Al Qur’an yang sangat banyak ini sejatinya
dapat menjawab semua persoalan yang terjadi pada masyarakat. Namun kesan yang
ada pada saat ini seakan-akan ayat Al Qur’an masih mengandung misteri, sehingga
belum mampu menjawab semua persoalan yang ada. Kesan dan pemahaman yang keliru
ini adalah akibat dari ”miskin”nya cara, metode dan pendekatan dalam memahami
dan menafsirkan ayat Al Qur’an. Metodologi tafsir Al Qur’an adalah salah satu cara
untuk mengkaji, memahami dan menguak lebih jauh maksud dan kandungan dari
ayat-ayat Al Qur’an. Metode tafsir yang adapun sangat beragam model, bentuk dan
pendekatannya.
suatu hal yang sangat penting bagi kita untuk
mengetahui dan memahami macam-macam metode tafsir ayat Al Qur’an yang ada
dengan berbagai macam pendekatannya, jika hal ini telah kita ketahui, maka
ayat-ayat Al Qur’an semakin hidup dan mampu untuk menjawab segala persoalan
masyarakat yang berkembang begitu cepat. Hal ini semakin mempertegas bahwa Al
Qur’an adalah wahyu Allah yang menjadi rujukan dan sumber utama ajaran semua
umat Islam.
a. Ulumul Qur’an
Secara etimologi, kata Ulumul Qur’an berasal dari
bahasa Arab yang terdiri dari dua kata, yaitu “ulum” dan “Al-Qur’an”. Kata ulum
adalah bentuk jama’ dari kata “ilmu” yang berarti ilmu-ilmu. Kata ulum yang
disandarkan kepada kata Al Qur’an telah memberikan pengertian bahwa ilmu ini
merupakan kumpulan sejumlah ilmu yang berhubungan dengan Al Qur’an, baik dari
segi keberadaanya sebagai Al Qur’an maupun dari segi pemahaman terhadap
petunjuk yang terkandung di dalamnya.
Ulumul Qur’an menurut Assuyuthi dalam kitab
itmamu al-Dirayah :
“Ilmu yang membahas tentang keadaan Al-Qur’an dari
segi turunya, sanadnya, adabnya makna-maknanya, baik yang berhubungan
lafadz-lafadznya maupun yang berhubungan dengan hukum-hukumnya, dan
sebagainya”.
Ulumul Qur’an merupakan suatu ilmu yang mempunyai
ruang lingkup pembahasan yang luas. Ulumul Qur’an meliputi semua ilmu
yang ada kaitanya dengan Al-Qur’an, baik berupa ilmu-ilmu agama, seperti ilmu
tafsir maupun ilmu-ilmu bahasa Arab. Disamping itu, masih banyak lagi ilmu-ilmu
yang tercakup di dalamnya.
Secara garis besar Ilmu alQur’an terbagi dua pokok
bahasan yaitu :
1) Ilmu yang berhubungan dengan riwayat semata-mata,
seperti ilmu yang membahas tentang macam-macam qira’at, tempat turun ayat-ayat
Al-Qur’an, waktu-waktu turunnya dan sebab-sebabnya.
2) Ilmu yang berhubungan dengan dirayah, yakni ilmu yang
diperoleh dengan jalan penelaahan secara mendalam seperti memahami lafadz yang
ghorib (asing) serta mengetahui makna ayat-ayat yang berhubungan dengan hukum.
Pertumbuhan dan perkembangan Ulumul Qur’an menjelma
menjadi suatu disiplin ilmu melalui proses secara bertahap dan sesuai dengan
kebutuhan dan kesempatan untuk membenahi Al Qur’an dari segi keberadaanya dan
segi pemahamanya.
b. Tafsir Al-Qur'an
Tafsir Al Qur’an Adalah ilmu pengetahuan untuk
memahami dan menafsirkan yang bersangkutan dengan Al Qur'an dan isinya.
Berfungsi sebagai mubayyin, menjelaskan tentang arti dan kandungan Al Qur’an,
khususnya menyangkut ayat-ayat yang tidak dipahami dan samar artinya. Tafsir
berasal dari kata al-fusru yang mempunyai arti al-ibanah wa al-kasyf
(menjelaskan dan menyingkap sesuatu). Menurut pengertian terminologi, seperti
dinukil oleh Al-Hafizh As-Suyuthi dari Al-Imam Az-Zarkasyi ialah ilmu untuk
memahami kitab Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, menjelaskan
makna-maknanya, menyimpulkan hikmah dan hukum-hukumnya.
Perkembangan ilmu Tafsir
Ilmu tafsir Al Qur'an terus mengalami perkembangan sesuai dengan tuntutan
zaman. Perkembangan ini merupakan suatu keharusan agar Al Qur'an dapat bermakna
bagi umat Islam. Pada perkembangan terbaru mulai diadopsi metode-metode baru guna memenuhi
tujuan tersebut. Dengan mengambil beberapa metode dalam ilmu filsafat yang digunakan untuk membaca teks Al Qur'an maka dihasilkanlah cara-cara baru dalam memaknai Al Qur'an. Di antara
metode-metode tersebut yang cukup populer antara lain adalah Metode Tafsir Hermeneutika dan Metode Tafsir Semiotika.
Ilmu yang terkait dengan Ilmu Tafsir
a) Lughat (fitologi), yaitu ilmu untuk mengetahui setiap arti kata AlQur'an.
Mujahid rah.a., berkata, "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari
akhirat, ia tidak layak berkomentar tentang ayat-ayat Al Qur'an tanpa
mengetahui ilmu lughat. Sedikit pengetahuan tentang ilmu lughat tidak cukup
karena kadangkala satu kata mengandung berbagai arti. Jadi hanya mengetahui
satu atau dua arti, tidaklah cukup. Dapat terjadi, yang dimaksud kata tersebut
adalah arti yang berbeda.
b) Nahwu (tata bahasa). Sangat penting mengetahui ilmu nahwu, karena sedikit
saja i'rab (bacaan akhir kata) berubah akan mengubah arti kata tersebut.
Sedangkan pengetahuan tentang i'rab hanya di dapat dalam ilmu nahwu.
c) Sharaf (perubahan bentuk kata) sama halnya dengan ilmu nahwu, ilmu sharaf
pun juga penting, karena sedikit saja beda hurufnya maka akaan dapat mengubah
arti, karenanya ilmu sharaf dan ilmu nahwu sangat berkaitan erat.
d) Asbabun
Nuzul adalah sebuah ilmu yang menerangkan tentang latar belakang turunnya
suatu ayat. Atau bisa juga keterangan yang menjelaskan tentang keadaan atau
kejadian pada saat suatu ayat diturunkan, meski tidak ada kaitan langsung
dengan turunnya ayat. Tetapi ada konsideran dan benang merah antara keduanya.
Seringkali peristiwa yang terkait dengan turunnya suatu ayat bukan hanya satu,
bisa saja ada beberapa peristiwa sekaligus yang menyertai turunnya suatu ayat.
Atau bisa juga ada ayat-ayat tertentu yang turun beberapa kali, dengan motivasi
kejadian yang berbeda. Dan masih banyak lagi ilmu-ilmu yang lainnya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Al Qur’an adalah sumber ajaran Islam
yang utama. Al-Qur’an adalah wahyu Allah yang diturunkan kepada Rasul-Nya, Nabi
Muhammad SAW. Al Qur’an menyajikan tingkat tertinggi dari segi kehidupan manusia.
Sangat mengagumkan bukan saja bagi orang mukmin, melainkan juga bagi
orang-orang kafir. Al Qur’an pertama kali diturunkan pada tanggal 17 Ramadhan
(Nuzulul Qur’an). Wahyu yang perta kali turun tersebut adalah Surat Alaq, ayat
1-5.
Didalam al qur’an di jelaskan bahwa
islam merupakan nama bagi agamaa allah yang disampaikan oleh para nabi dan juga
rosulullah SAW (QS al maidah : 3) islam
merupakan hakekat agama allah (QS ali imron : 19).
Fungsi atau peranan Al Quran
yang sangat penting untuk dipahami seorang Muslim, Yakni Al Qur’an berfungsi
sebagai mukjizat bagi Rasulullah Muhammad saw, sebagai Kalamullah,sebagai Sumber Hukum Islam, sebagai pedoman hidup
bagi setiap Muslim, serta sebagai korekter atau penyempurna terhadap
kitab-kitab yang pernah Allah Swt. bernilai abadi atau berlaku sepanjang zaman.
Sedangkan pendekatan
untuk memahami al qur’an yakni dengan ulumul qur’an dan tafsir al qur’an yang
didalamnya berisi tentang sumber utama ajaran agama islam.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Khallaf Al-Wahhab, Ilmu Ushul Al-Fiqh Jakarta: Al-Majelis Al-A’la Al-Indonesia Li Al
Da’wah Al-Islamiyah, 1972
Al-Qaththan
Manna’, Mabahits Fi ‘Ulum Al-Qur’anMesir: Mensyurat Al-‘Ashr Al Hadis
T.T
Al-Zarqoni, Manahil
Al-Arfan Fi ‘Ulum
Al-Qur’anMesir: Isa Al-Baby, T.T
Kaelany HD , Islam Agama Universal (Edisi Revisi), Midada Rahma
Press, 2009
Nata Abuddin, Metodologi Studi Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2004
[1]Dr. Kaelany HD., MA , Islam Agama
Universal (Edisi Revisi), (MIDADA RAHMA PRESS, 2009), Hal.131-150
[2]Manna’ Al-Qaththan, Mabahits Fi ‘Ulum Al-Qur’an (Mesir:
Mensyurat Al-‘Ashr Al Hadis T.T) Hal.21
[4]Al-Wahhab
Al-Khallaf, Ilmu Ushul Al-Fiqh(Jakarta: Al-Majelis Al-A’la Al-Indonesia
Li Al Da’wah Al-Islamiyah, 1972) Hal.23
0 komentar:
Posting Komentar