Jumat, 29 Mei 2015

Sejarah Wadokai



Aliran Wado ryu Pertamakali diperkenalkan dan dikembangkan pada tahun 1929 oleh Hironori Otsuka, Saiko Shihan, ketika ia tengah melepaskan diri dari Shotokan. Jika diartikan wado adalah dengan jalan damai, ini disesuaikan dengan tujuan dari karate itu sendiri, yakni menuju kedamaian.
Menurut Zen-Nippon Karatedo Renmei / Japan Karatedo Federation (JKF) Dan Dunia Karatedo Federation (WKF), Wado-Ryu  merupakan salah satu dari 4 gaya yang dianggap sebagai gaya karate Yang Utama selain Shotokan, Goju Ryu, dan -Shito-Ryu. Keempat Aliran ini diakui sebagai gaya Karate Yang Utama karna turut Serta dalam pembentukan JKF Dan WKF.
Wado ryu merupakan gabungan teknik seni beladiri Shindo Yoshin-ryu Jujutsu dengan seni beladiri Okinawan Karate yang dipelajarinya dari Funakoshi (pendiri Shotokan Karate), Kenwa Mabuni (pendiri Shito-ryu Karate) dan Choki Motobu (tokoh Okinawan Kenpo). Karna jasanya dalam mempopulerkan karate dan jujutsu, Hironori Otsuka mendapat penghargaan dari kekaisaran Jepang pada tahun 1970-an, beliau dianugerahi gelar “Meijin Judan” (manusia bijaksana, DAN-10) oleh keluarga kaisar. Setelah wafatnya beliau pada 1982, Wado ryu terpecah menjadi 3 yakni Wado-ryu Renmei yang dipimpin oleh Jiro Otsuka, Wado Kokusai Renmei yang dipimpin oleh Tatsuo Suzuki, dan JKF-Wadokai yang dipimpin oleh alm. Eichi Eriguchi.
Wado-ryu adalah aliran Karate yang unik karena berakar pada seni beladiri Shindo Yoshin-ryu Jujutsu, sebuah aliran beladiri Jepang yang memiliki teknik kuncian persendian dan lemparan. Sehingga Wado-ryu selain mengajarkan teknik Karate juga mengajarkan teknik kuncian persendian dan lemparan atau bantingan Jujutsu. Di dalam pertarungan, ahli Wado-ryu menggunakan prinsip Jujutsu yaitu tidak mau mengadu tenaga secara frontal, lebih banyak menggunakan tangkisan yang bersifat mengalir (bukan tangkisan keras), dan terkadang menggunakan teknik Jujutsu seperti bantingan dan sapuan kaki untuk menjatuhkan lawan. Akan tetapi, dalam pertandingan FORKI (Federasi Olahraga Karate-do Indonesia) dan JKF, para praktisi Wado-ryu juga mampu menyesuaikan diri dengan peraturan yang ada dan bertanding tanpa menggunakan jurus-jurus Jujutsu tersebut.
Ciri yang terlihat nampak dari Wado ryu adalah memiliki KATA berpasangan yang mirip dengan jujutsu, seperti yang dimiliki aliran karate pada umumnya untuk melengkapi KATA personal.

WADOKAI JEPANG
Wadokai dibentuk di Jepang pada 1934 oleh murid-murid Ohtsuka diantaranya Hideo Bo dan Eriguchi. Wadokai khususnya karate umumnya dapat berkembang dengan baik karna  banyak aliran aliran bela diri kecuali karate dibubarkan oleh tentara sekutu setelah menang perang dunia II. Keanggotaan Wadokai betambah pesat setelah Eriguchi yang berpangkat Marsekal (pangkat tertinggi dalam angkatan bersenjata) memasukan Wadokai kedalam angkatan bersenjata Jepang.
Selama 45 tahun pada 1979, Wadokai mampu menembus dunia seperti Eropa, Amerika, Afrika dan Asia serta Australia. Bulan Agustus 1999, Wadokai telah mempersiapkan pertandingan tingkat dunia yang akan ditempatkan di Tokyo dengan judul  World Cup 1999. Bersamaan dengan itu mereka juga melaksanakan Kejurnas antar provonsi di Jepang yang ke 35 (National Champion Cup) yang merupakan pertandingan terakhir untuk abad 20 ini.

WADOKAI INDONESIA
Wadokai diperkenalkan ke Indonesia oleh Chaerul A. Taman pada 1968. Beliau tinggal di Jepang selama 8 tahun (1962-1970), selama itu pula beliau telah mempelajari karate. Di samping sekolah dalam rangka pampasan Perang (ganti rugi penjajahan) pada Hirishima University, jurusan Snip Building / Naval Architecture. Chaerul A. Taman belajar karate sejak 1963 dari Mr. Sasaki Shihang di Universitas Hiroshima.
Dojo (tempat latihan) pertama dibuka di Jln. Batu Gambir Grogol , Jakarta pada 17 Juli 1970 oleh pelajar pelajar SMA diantaranya Ismail, Iwan, Fattah dan masih banyak yang lainya. Saat ini Bp. Chaerul A. Taman menjabat sebagai Guru Besar dari Wado-ryu Karate-Do Indonesia (WADOKAI) dengan gelar Nanadan-Renshi (setingkat Professor Madya, DAN-7) dari markas besar JKF-Wadokai di Jepang.
Dalam sejarah beliau tercatat sebagai salah satu pendiri FORKI (Federasi Olahraga Karate-do Indonesia) pada tahun 1972, dan juga tercatat sebagai pendiri, guru besar dan juga sebagai ketua penasehat Goshinbudo Jujutsu Indonesia Club (GBI) salah satu organisasi Jujutsu di Indonesia.
Beberapa Karateka hasil bimbingan WADOKAI telah mengharumkan nama bangsa  di kancah dunia dengan  menyumbangkan prestasinya untuk bangsa Indonesia, antara lain Tommy Firman juara WUKO (World Union of Karate-do Organizations) dan Hasan Basri juara Asian Games

Sumber : Kejurnas X dan MUNAS 1999 Wadokai Karatedo Indonesia (24-25 April 1999) Cilodong – Depok Jawa Barat dan http://id.wikipedia.org/wiki/Wado-ryu


0 komentar:

Posting Komentar