Minggu, 10 Januari 2016

MAKALAH HADIS DAKWAH (KRITERIA DA'I)

MAKALAH
KRITERIA DA’I
Dipresentasikan dalam diskusi kelas
Sebagai tugas kelompok Mata Kuliah
HADITS DAKWAH I
Dosen Pengampu Astuti Patmaningsih, M.Sos.i
Logo_STAIN_Jurai_Siwo_Metro_Lampung.jpg
Oleh
Kelompok 5
Kelas B
Julian Ayuri                  14125436
Nurul Hidayah            14125526
Yoga Cahya Saputra   14125666

JURUSAN DAKWAH DAN KOMUNIKASI
PROGRAM STUDY KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) JURAI SIWO METRO

1436 H /2014 M

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Kata da’i berasal dari bahasa Arab bentuk mudzakar yang berarti orang yang mengajak, kalau muanas disebut da’iyah.[1] Sedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia, da’i adalah orang yang pekerjaannya berdakwah dengan kata lain, da’i adalah orang yang mengajak kepada orang lain baik secara langsung atau tidak  langsung, melalui lisan, tulisan, atau perbuatan untuk mengamalkan ajaran-ajaran Islam atau menyebarluaskan ajaran Islam, melakukan upaya perubahan kearah kondisi yang lebih baik menurut Islam.

B.     Rumusan Masalah

1.      Apa yang dimaksud dengan kriteria da’i?
2.      Apa saja kriteria da’i?
3.      Mengapa da’i harus memiliki kriteria?

C.    Tujuan Penulisan

1.      Mengetahui pengertian kriteria da’i.
2.      Mengetahui beberapa kriteria da’i (sifat-sifat da’i).
3.      Mengetahui alasan keharusan memiliki kriteri menjadi da’i.


[1] Enjang AS dan Aliyudin, Dasar-Dasar Ilmu Dakwah: Pendekatan Filosofis Dan Praktis, (Bandung: Widya Padjadjaran, 2009), h. 73.

Selengkapnya klik disini makalah hadis dakwah (KRITERIA DA'I)

MAKALAH PERANG TOPAT DALAM PERSPEKTIF MASYARAKAT SASAK


MAKALAH
PERANG TOPAT DALAM PERSPEKTIF MASYARAKAT SASAK DAN ZIARAH KUBUR
Dipresentasikan dalam diskusi kelas
                                              Sebagai tugas kelompok Mata Kuliah         
ISLAM DAN BUDAYA LOKAL
Dosen Pengampu: Ahmad Syahid, M.Kom.I
Logo_STAIN_Jurai_Siwo_Metro_Lampung.jpg
Oleh
Kelompok 6
Kelas B

Esy Elfika Sari    14125396
Julian Ayuri        14125436

JURUSAN DAKWAH DAN KOMUNIKASI
PROGRAM STUDY KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) JURAI SIWO METRO
1437 H / 2014 M
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang masih memberikan kesehatan dan kesempatan-Nya kepada kita semua, terutama kepada penulis. Sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Berikut ini, penulis mempersembahkan sebuah makalah (karya tulis) yang berjudul perang topat dalam perspektif masyarakat sasak dan ziarah kubur.” Penulis mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca semua, terutama bagi penulis sendiri.
Kepada pembaca yang budiman, jika terdapat kekurangan atau kekeliruan dalam makalah ini, penulis mohon maaf, karena penulis sendiri dalam tahap belajar. Dengan demikian, tak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada para pembaca. Semoga Allah memberkahi makalah ini sehinga benar-benar bermanfaat.



Metro, Oktober 2015


Penulis








DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................. ii                      
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang.................................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah................................................................................ 1
C.     Tujuan Penulisan.................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN
A.    Perang topat dalam perspektif masyarakat sasak................................ 2
B.     Ziarah kubur........................................................................................ 6

BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan.......................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 11









BAB I
PENDAHULUAN



A.    LATAR BELAKANG MASALAH
Sampai kapanpun agama akan terus berbenturan dengan kebudayaan. Yang dimaksud dalam hal ini adalah perang topat yang merupakan kebudayaan asli masyarakat Nusa Tenggara Barat yang mengatasnamakan toleransi dalam beragama sedangkan ziarah kubur merupakan hukum syariat yang telah ditetapkan. Jika dikaji lebih dalam maka akan sangat jelas terlihat perbedaan yang mencolok diantara keduanya.

A.    RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, pokok permasalahan yang akan dibahas adalah perang topat dalam perspektif masyarakat Sasak dan ziarah kubur.

B.     TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan makalah dengan judul perang topat dalam perspektif masyarakat sasak dan ziarah kubur yakni sebagai berikut:
1.      Untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Islam dan Budaya Lokal.
2.      Untuk lebih memahami tentang perang topat dan ziarah kubur.








BAB  II
PEMBAHASAN



A.    PERANG TOPAT DALAM PERSPEKTIF MASYARAKAT SASAK
Perang Topat adalah suatu upacara ritual yang merupakan pencerminan rasa syukur kepada Sang Pencipta yang telah memberikan kemakmuran dalam bentuk kesuburan tanah, cucuran air hujan dan hasil pertanian yang melimpah. Upacara ini dilaksanakan di Taman Lingsar oleh umat Hindu bersama-sama dengan Suku Sasak, yaitu dengan cara saling melemparkan topat (ketupat) antara peserta yang satu dengan yang lainnya.
Perang topat ini dilaksanakan pada saat Roroq Kembang Waru (bergugurannya kembang waru) sekitar pukul 17.30. Biasanya upacara yang cukup sakral ini dilaksanakan setiap tahun pada bulan Purname Sasi ke pituq menurut kalender Sasak, atau sekitar bulan Desember.
Taman Lingsar sebagai tempat upacara ini terletak di sebelah Utara Narmada. Dulunya masih sebagai wilayah hukum Kecamatan Narmada. Namun setelah terjadi pemekaran wilayah kecamatan maka tempat ini sudah menjadi wilayah kecamatan sendiri yaitu Kecamatan Lingsar. Di Taman inilah terdapat pura sebagai tempat pemujaan yang berdampingan antara pemeluk agama Hindu (Bali) dan Islam (Suku Sasak). Suku Sasak sendiri yang beragama Islam, bersama-sama umat Hindu pada awal musim penghujan pada akhir bulan November atau awal Desember, di tempat ini dilaksanakan upacara “Perang Topat”.

Kronologis upacara ini, diawali dengan upacara persembahyangan ditempat pemujaan masing-masing. Kemudian mereka memasuki lapangan di luar tempat pemujaan dan dilanjutkan dengan saling melempar menggunakan ketupat antara para peserta upacara. Masyarakat setempat meyakini bahwa, upacara ini akan memberi berkah dengan turunnya hujan. Sementara masyarakat yang lain menyebutkan bahwa, upacara ini dilaksanakan sebagai wujud rasa syukur atas hujan yang dikaruniakan oleh Tuhan bagi kemakmuran hidup mereka. Karena itu dilaksanakan pada awal musim penghujan.