MAKALAH
PERANG TOPAT
DALAM PERSPEKTIF MASYARAKAT SASAK DAN ZIARAH KUBUR
Dipresentasikan dalam diskusi kelas
Sebagai
tugas kelompok Mata Kuliah
ISLAM DAN BUDAYA LOKAL
Dosen Pengampu: Ahmad Syahid, M.Kom.I
Oleh
Kelompok 6
Kelas B
Esy Elfika Sari 14125396
Julian Ayuri 14125436
JURUSAN DAKWAH DAN KOMUNIKASI
PROGRAM STUDY KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) JURAI SIWO METRO
1437 H / 2014 M
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang
masih memberikan kesehatan dan kesempatan-Nya kepada kita semua, terutama
kepada penulis. Sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Berikut ini,
penulis mempersembahkan sebuah makalah (karya tulis) yang berjudul “perang topat dalam perspektif masyarakat sasak dan ziarah kubur.” Penulis mengharapkan makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca semua, terutama bagi penulis sendiri.
Kepada pembaca yang budiman, jika
terdapat kekurangan atau kekeliruan dalam makalah ini, penulis mohon maaf,
karena penulis sendiri dalam tahap belajar. Dengan demikian, tak lupa penulis
ucapkan terimakasih kepada para pembaca. Semoga Allah memberkahi makalah ini sehinga
benar-benar bermanfaat.
Metro,
Oktober 2015
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang.................................................................................... 1
B.
Rumusan
Masalah................................................................................ 1
C.
Tujuan
Penulisan.................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A.
Perang topat dalam perspektif masyarakat sasak................................ 2
B.
Ziarah
kubur........................................................................................ 6
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan.......................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 11
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG MASALAH
Sampai kapanpun agama akan terus berbenturan dengan kebudayaan.
Yang dimaksud dalam hal ini adalah perang topat yang merupakan kebudayaan asli
masyarakat Nusa Tenggara Barat yang mengatasnamakan toleransi dalam beragama
sedangkan ziarah kubur merupakan hukum syariat yang telah ditetapkan. Jika
dikaji lebih dalam maka akan sangat jelas terlihat perbedaan yang mencolok
diantara keduanya.
A.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang di
atas, pokok permasalahan yang akan dibahas adalah perang topat dalam perspektif
masyarakat Sasak dan ziarah kubur.
B.
TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan makalah dengan judul perang topat dalam perspektif
masyarakat sasak dan ziarah kubur yakni sebagai berikut:
1.
Untuk
memenuhi tugas kelompok mata kuliah Islam dan Budaya Lokal.
2.
Untuk
lebih memahami tentang perang topat dan ziarah kubur.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PERANG TOPAT DALAM PERSPEKTIF MASYARAKAT SASAK
Perang Topat
adalah suatu upacara ritual yang merupakan pencerminan rasa syukur kepada Sang
Pencipta yang telah memberikan kemakmuran dalam bentuk kesuburan tanah, cucuran
air hujan dan hasil pertanian yang melimpah. Upacara ini dilaksanakan di Taman
Lingsar oleh umat Hindu bersama-sama dengan Suku Sasak, yaitu dengan cara
saling melemparkan topat (ketupat) antara peserta yang satu dengan yang
lainnya.
Perang topat
ini dilaksanakan pada saat Roroq Kembang Waru (bergugurannya kembang waru)
sekitar pukul 17.30. Biasanya upacara yang cukup sakral ini dilaksanakan setiap
tahun pada bulan Purname Sasi ke pituq menurut kalender Sasak, atau sekitar
bulan Desember.
Taman Lingsar
sebagai tempat upacara ini terletak di sebelah Utara Narmada. Dulunya masih
sebagai wilayah hukum Kecamatan Narmada. Namun setelah terjadi pemekaran
wilayah kecamatan maka tempat ini sudah menjadi wilayah kecamatan sendiri yaitu
Kecamatan Lingsar. Di Taman inilah terdapat pura sebagai tempat pemujaan yang
berdampingan antara pemeluk agama Hindu (Bali) dan Islam (Suku Sasak). Suku
Sasak sendiri yang beragama Islam, bersama-sama umat Hindu pada awal musim
penghujan pada akhir bulan November atau awal Desember, di tempat ini
dilaksanakan upacara “Perang Topat”.
Kronologis
upacara ini, diawali dengan upacara persembahyangan ditempat pemujaan
masing-masing. Kemudian mereka memasuki lapangan di luar tempat pemujaan dan
dilanjutkan dengan saling melempar menggunakan ketupat antara para peserta
upacara. Masyarakat setempat meyakini bahwa, upacara ini akan memberi berkah
dengan turunnya hujan. Sementara masyarakat yang lain menyebutkan bahwa,
upacara ini dilaksanakan sebagai wujud rasa syukur atas hujan yang dikaruniakan
oleh Tuhan bagi kemakmuran hidup mereka. Karena itu dilaksanakan pada awal
musim penghujan.